Minggu, 26 Februari 2012

Gaya hidup remaja

MEDAN - Penyitaan 15.000 VCD/DVD porno yang dilakukan petugas Polresta Medan mendapat apresiasi dari seorang psikolog. Menurutnya, banyak dampak yang ditimbulkan jika remaja mengakses gambar atau film porno tersebut, di antaranya terjadi hubungan pra nikah atau hamil diluar nikah.

Sebenarnya, lanjut Psikolog, Irna Minauli, tidak hanya film porno saja yang mempengaruhi gaya hidup remaja. Sejumlah tayangan di televisi seperti adegan ciuman, hamil diluar nikah tanpa ada rasa malu dan dianggap hal biasa di kalangan selebritis, menyebabkan perubahan gaya hidup sebagian remaja menjadi sangat memprihatinkan.

“Ada tayangan di televisi yang dianggap tidak wajar. Misalnya, hamil di luar nikah tanpa ada rasa malu dan sudah dianggap biasa. Anehnya, perilaku seperti ini dianggap sebagai gaya hidup. Saat ini sudah tidak ada lagi sanksi sosial seperti dikucilkan dan menganggap hal itu sebagai aib,” kata Irna Minauli.

Dia mengakui banyak video adegan mesum yang diperankan remaja sebagai dampak mudahnya mengakses film atau gambar porno. “Ada orang yang senang memamerkan organ seksualnya kepada orang lain dengan cara merekam atau disebut eksibisionis. Ini merupakan gangguan perilaku seksual dengan alasan kenang-kenangan,” jelasnya.

Selain itu, film porno juga memicu tingkat kematangan seksual remaja menjadi lebih cepat, yakni pada usia 10-12 tahun. Pasalnya, tontonan itu memunculkan rasa ingin tahu di kalangan remaja tentang apa yang dilihatnya.

Kondisi ini diperparah lagi, karena masih banyak orangtua yang enggan membicarakan masalah seks dengan anaknya. “Banyak orangtua yang merasa risih berbicara seputar seks dengan anaknya. Akibatnya, si anak tidak mendapatkan informasi yang benar. Padahal peran orangtua sangat besar agar si anak tidak mencari tahu sendiri dan mendapatkan informasi yang salah,” tambahnya.

Menurut Irna, remaja yang sering menonton film atau gambar porno karena cenderung  mengalami bosan, merasa kesepian, marah, mengalami stres dan ketegangan atau biasa disebut BLAST (Bored, Lonely, Angry, Stress, Tension).

“Jika remaja mengalami BLAST, maka sangat rentan melakukan hal-hal yang negatif seperti mengakses situs porno. Padahal, seorang anak yang sering mengakses situs porno menyebabkan konsentrasi belajarnya terganggu,” jelasnya.

Untuk mencegah remaja mengakses gambar atau film porno, diperlukan penanaman nilai-nilai moral dengan memberikan pendidikan agama kepada remaja.  “Saat ini, pelajaran Biologi sudah bisa masuk kurikulum SD. Seharusnya, pendidikan seks masuk dalam kurikulum pendidikan, jika masih banyak orangtua yang risih membicarakan masalah seks kepada anaknya,” ungkap Irna sembari menambahkan, berdasarkan sebuah penelitian, remaja yang melakukan seks di luar nikah karena tidak mendapatkan pendidikan seks dari keluarga.

Banyak hal-hal negatif jika remaja melakukan seks diluar nikah. Selain kehilangan perawan (bagi wanita-red), bisa juga terkena penyakit menular. Tidak hanya itu, remaja akan putus sekolah akibat hamil diluar nikah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar